Tanda Tanya

STILL BLIND


Matahari dengan gagah nya memberitahu kepada bumi bahwa dia telah terbit memamerkan cahayanya dari timur sampai barat negeri ini, ayam pun bernyanyi mengikuti irama dari hembusan angin di pagi hari. mata saya pun terbuka dari lelap nya tidur semalam menoleh ke langit-langit kamar, melihat sang laba-laba membangun jaring nya membentuk suatu susunan ruas-ruas jaring yang hampir sempurna untuk nanti dia tempati atau menangkap sang buruan untuk dia bertahan hidup. Saya pun terbangun  dari tempat tidur berjalan dua langkah kearah jendela, dibukakan saja tirai yang menutupi jendela kemudian saya buka jendela itu dari dalam kamar seketika sinar sang surya menyilaukan kedua mata ini, menghangatkan jiwa sang pemimpi yang telah terbangun dari mimpi indahnya, saya hirup udara pagi dalam dalam, saya rasakan kesejukan dan keindahan negeri ini seolah angin pun ikut berbisik "alangkah beruntungnya kau tinggal di sini, di negeri ini, indonesia". saya bergegas ke belakang membersihkan tubuh ini dari sisa lelap tidur dan mimpi semalam, saya kenakan pakaian kerja saya, saya panaskan sepeda motor saya layaknya sang kuda sembrani yang siap mengantar sang pangeran mencari sang putri , dan saya pun melangkah dengan pasti menuju tempat kerja saya dengan harapan yang pasti dengan segenap mimpi dan cita-cita bahwa saya siap menjadi seorang Nahkoda yang membawa kapal mencari permata maupun intan. 
Setibanya di tempat kerja, duduklah saya di kursi dan meja kerja yang setiap hari saya gunakan untuk mengerjakan pekerjaan, membaca koran, minum kopi, bermimpi akan hal yang sedikit mustahil. 
tepat jam 12.00 siang saya buka handphone saya, bunyi dering dari salah satu akun sosial media saya, saya liat hanya iklan yang masuk. Namun, ketika saya tengok beranda akun sosial media saya, saya melihat teman masa kecil saya, teman SMP saya, namun bukan itu yang membuat saya terpaku melainkan seseorang yang ada di sampingnya, senyuman yang indah membuat saya tersenyum senyum sendiri, penasaran rasanya hati ini siapakah foto sang putri yang berada di samping teman saya.
hati saya mengajak untuk menanyakan sang putri, jiwa saya memaksa agar tangan ini mengetik sebuah pesan kepada teman saya agar sudi kiranya dia memperkenalkan saya kepada sosok perempuan ibarat putri yang menunggu seorang pangeran datang padanya untuk menjaga dan mendampinginya, tak lama saya beranikan diri untuk menanyakan siapa dia, saya mulai mencoba mengetik pesan pribadi kepadanya
" Na, Bagaimana kabarmu ?" tanya saya
" Baik, kamu sendiri bagaimana ? 
" Saya juga baik..."
" ada apa Bagus, tumben ?" Seolah dia tahu ada maksud saya menanyakan kabarnya.
tak banyak basa basi lagi saya menjawab dengan hati yang sedikit malu
" jujur, saya penasaran siapa yang ada di samping foto kamu ?"
" oh, itu teman saya dulu di Kampus, kenapa ?
" sungguh cantik layaknya putri, boleh saya berkenalan ?
" boleh, ini kontaknya namanya Putri nanti saya bilang kalau kamu minta kontaknya ya, dicoba dulu aja Gus, dia juga single"
" Putri ? benar-benar putri.. kebetulan sekali namanya, indah sekali
" Yasudah, nanti kamu bilang saja ke orangnya langsung jangan ke saya Gus He He"
" terimakasih kalau begitu, semoga sesuai dengan apa yang di harapkan" 
" iya semoga saja Gus "

Sore pun mulai terlihat, nampak matahari sudah mulai berada di arah barat kilauan cahaya yang menembus celah-celah awan putih menggambarkan betapa indahnya sore itu, langit cerah berwarnakan biru muda burung-burung berterbangan hilir mudik beramai-ramai seolah tuhan berkata " kuberikan nikmat ini padamu, agar tak lupa kau kepadaku ", tak ayal saya panjatkan rasa syukur saya rasa takjub luar biasa yang teramat sangat.Saya lihat Jam tangan digital di lengan tangan kiri saya dan waktu menunjukan jam 16.50 Sore dimana jam pulang kantor telah tiba. Saya buka sedikit pintu ruangan telah banyak teman-teman yang sedang mengantre untuk mengisi absen masuk-pulang para karyawan.
" belum pulang Gus ?" suara dari belakang telinga saya
" belum mas, masih ada yang belum beres " jawab saya dengan sedikit kaget
" yasudah, saya duluan ya mau jemput istri saya dulu "
" iya mas silahkan, hati-hati mas salam untuk istrinya "
" iya nanti insyaallah saya sampaikan, kamu jangan keseringan lembur Gus" Nasihat Mas Kunto
" kenapa memangnya mas ? " Jawab saya dengan bingung
" hanya sekedar mengingatkan, daripada kamu lembur terus mendingan kamu cari pasangan biar ada alasan kamu supaya betah di rumah " dengan sedikit nada bercanda dan langsung pergi meninggalkan saya. Mas Kunto adalah teman saya, usianya lebih tua beberapa tahun di atas saya, dia sudah menikah dan istrinya sedang hamil 5 bulan. Mas Kunto sudah saya anggap sebagai kakak saya dari dia saya belajar tentang hidup dan dari dia juga saya belajar tentang ha-hal yang belum saya ketahui di dunia kerja ini, maklum saya baru 3 tahun bekerja dan Mas Kunto sudah lebih dari 5 tahun dan dia pula yang pertamakali mengajak saya makan siang ketika saya baru pertama kali bekerja disini. 
Sembari saya membuka file di laptop saya, saya pasang earphone di kedua telinga saya dan kemudian diputar lagu (Oasis - Stand By Me)
yang seolah membawa saya pada tahun 90'an dengan ketenarannya saat itu, saya hayati lagu itu dengan mata tertutp dan menolehkan kepala ke atas langit-langit ruangan dan tiba-tiba seolah berbisik di dalam sunyi, meski telinga saya tertutup oleh eraphone yang memutar lagu Oasis tapi bisikan itu terasa jelas terdengar nama "Putri" di telinga saya sontak saya pun langsung mengambil handphone saya dan membuka salah satu akun media sosial saya

Komentar

Postingan Populer